Apakah Diabetes dan Hipertensi Berhubungan? Begini Faktanya


Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula (glukosa) dalam darah (gula darah puasa 126 mm/dl, gula darah 2 jam pasca puasa 200 mg/dl). Menurut WHO, sekitar 422 juta orang di seluruh dunia tercatat telah menderita diabetes. Bahkan Indonesia urutan ke-5 dengan penderita diabates terbanyak di dunia (Riskesdas, 2021) 

Insulin adalah hormon yang berperan dalam memproses glukosa dalam tubuh. Diabetes ditandai dengan berkurangnya insulin, sehingga tubuh tidak dapat memproses gula yang berasal dari makanan. Normalnya kadar gula darah dipertahankan pada tingkat stabil oleh hormon insulin, yang disekresi pankreas. 

Jika pankreas tidak dapat menghasilkan insulin cukup, kadar gula darah meningkat (dikenal sebagai diabetes Tipe 1). Tipe ini biasanya didapatkan pada usia muda, di bawah umur 30 tahun. Sedangkan jika pankreas menghasilkan insulin tetapi kerjanya tidak tepat, maka gula darah meningkat (dikenal sebagai diabetes Tipe 2), biasanya didapatkan pada usia dewasa setelah umur 30 tahun. Jumlah insulin dapat berkurang semakin bertambahnya umur.

Selain kadar gula dalam darah, tekanan darah juga diperhatikan agar tidak memicu masalah kesehatan yaitu hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah menjadi tinggi dari normalnya. Hipertensi dapat mengakibatkan penyakit lain, seperti penyakit jantung.

Baca juga: Kenali Hipertensi pada lansia dan pencegahannya

Lalu apa hubungan sebenarnya antara dua penyakit ini? Apa faktor risiko diabetes dan hipertensi? Bagaimana cara mengatasinya? Simak faktanya di bawah ini.

Hubungan Diabetes dan Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi dikarenakan adanya komplikasi penyakit diabetes. Itulah yang menjadikan jumlah pengidap diabetes memiliki angka kematian 40% yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Penyakit jantung adalah akibat dari tekanan darah tinggi dan meningkatnya lemak dalam darah.

Menurut Journal of the American College of Cardiology (JACC) tahun 2015, lebih dari 4 juta orang dewasa dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Diabetes dan hipertensi sering terjadi bersamaan dan mungkin memiliki beberapa penyebab yang sama, seperti:

  • Kegemukan.
  • Peradangan.
  • Stres oksidatif.
  • Resistensi insulin.

Akibat masalah insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh malah terakumulasi dalam aliran darah. Ketika glukosa telah mengaliri seluruh tubuh maka menyebabkan kerusakan yang meluas, termasuk pada pembuluh darah dan ginjal. 

Organ ginjal dan pembuluh darah berperan penting dalam menjaga kesehatan tekanan darah. Jika mereka mengalami kerusakan, tekanan darah dapat meningkat dan terjadilah hipertensi.

Faktor Risiko Diabetes dan Hipertensi

Menurut American Diabetes Association, kombinasi tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 sangat mematikan dan secara signifikan dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke. Selain itu juga memicu terkena penyakit diabetes lainnya, seperti penyakit ginjal dan retinopati.

Diabetes yang tidak terkontrol bukanlah menjadi satu-satunya risiko terkena tekanan darah tinggi. Tetapi dampak yang ditimbulkan yaitu serangan jantung atau stroke meningkat secara eksponensial. Dilansir dari Halodoc, berikut faktor risiko diabetes dan hipertesi, diantaranya:

  • Riwayat penyakit jantung keluarga.
  • Diet tinggi lemak, tinggi sodium.
  • Gaya hidup tidak aktif.
  • Kolesterol tinggi.
  • Usia lanjut.
  • Kegemukan.
  • Kebiasaan merokok dan minum alkohol.
  • Penyakit kronis seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea.

Mengatasi Diabetes dan Hipertensi

Diabetes dan hipertensi termasuk kelompok serumpun, munculnya masing-masing bisa lebih dulu satu sama lainnya, diabaratkan seperti telur dan ayam. Terapi keduanya sangat menentukan kualitas hidup penderitanya. Selain terapi, perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dapat mengatasi sekaligus kedua penyakit ini.

Baca juga: 8 Tips Pola Hidup Sehat Cegah Hipertensi dan Diabetes

Pengontrolan hipertensi dapat dilakukan dengan tidak mempengaruhi kontrol diabetes, demikian hal sebaliknya. Hal tersebut merupakan strategi terapi yang sangat baik. Contoh strategi yang diterapkan dalam pengobatan yaitu, hipertensi jangan diobati propanolol, alasannya obat ini mengganggu kontrol gula darah. Diabetes melitus Jangan diobati glibenklamid, alasannya obat ini mengganggu kontrol tekanan darah.

 

Ingatlah selalu, sehat tidak ada gantinya walaupun diganti dengan harta sekalipun. Mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah secara teratur, adalah cara dini mencegah penyakit diabetes dan hipertensi.

 

Featured Image Source: American Diabetes Association

Source:

Buku Membonsai Hipertensi.

Medical News Today. Diakses pada 2020. The Link Between Diabetes and Hypertension.

Source: https://rumahginjal.id/rumah-ginjal-membonsai-hipertensi
Keywords:

Hipertensi, Diabetes, Glukosa, Darah Tinggi, Kadar Gula, Kadar Gula Tinggi, Tekanan Darah, Tekanan Darah Tinggi, Mengatasi Hipertensi, Mengatasi Diabetes, Faktor Risiko Diabetes, Faktor Risiko Hipertensi, Hipertensi dan Diabetes, Insulin, Ginjal.



Comments

All Comments (0)
No Comments