Kenali Hipertensi pada Lansia dan Pencegahannya


Usia lansia memiliki variasi mesin biologi tubuh yang begitu beragam. Mesin biologi tersebut tergantung dari warisan genetik, lingkungan sosial, ekonomi, budaya, dan demografi. Selain itu, pola hidup juga sangat menentukan mesin biologi tubuh dalam penyesuaian lingkungannya. Ketika tubuh gagal menyesuaikan dengan lingkungan kehidupannya maka berpotensi sakit, salah satunya hipertensi.

Hipertensi disebut juga dengan tekanan darah tinggi karena tekanan darah lebih tinggi dari biasanya. Hipertensi menjadi penyakit yang umum terjadi, terutama pada orang-orang lanjut usia atau lansia. Menurut National Heart, Lung, dan Blood Institute, kalangan lansia berisiko hingga 90% mengalami hipertensi pada masa senjanya nanti. 

Lantas, apa penyebab terjadinya hipertensi pada lansia dan bagaimana pencegahannya?

Penyebab Hipertensi pada Lansia

Hipertensi dapat diketahui jelas penyebabnya umumnya sekitar 5-10% (tipe hipertensi sekunder), sedangkan yang 90-95% tidak diketahui jelas penyebab hipertensinya (tipe hipertensi esensial). 

Hipertensi primer atau esensial ditandai dengan meningkatnya tekanan darah tanpa diketahui secara pasti penyebabnya. Penyebab yang tidak jelas dari tipe hipertensi esensial, kemungkinannya merupakan kombinasi faktor, seperti:

1. Diet

Pola makan yang tidak teratur dikarenakan diet yang salah, dapat menjadi penyebab hipertensi esensial

2. Lingkungan

Lingkungan erat kaitanya dengan pola hidup. Pola hidup yang tergolong tidak sehat dapat berupa kebiasaan buruk, seperti merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, jam tidur yang minim, dan stres.

Baca juga: Pola Hidup Sehat untuk menghindari Hipertensi-Diabetes

3. Abnormalitas genetik

Faktor genetik seseorang yang memiliki riwayat keluarga hipertensi lebih berisiko dibandingkan dengan yang tidak memiliki keluarga yang menderita hipertensi.  

Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi akibat kondisi medis tertentu. Salah satu penyakit yang berkaitan erat dengan hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal. Penyebab dari hipertensi sekunder adalah:

  1. Gangguan ginjal
  2. Gangguan hormonal (sering dari kelenjar adrenal)
  3. Kualitas pembuluh darah sendiri yang rendah

Adapun penyebab hipertensi yang terkait dengan proses penuaan, diantaranya:

  1. Perubahan struktur pembuluh darah
  2. Kekakuan pembuluh darah dan menurunnya daya lentur (elastisitas) dari pembuluh darah
  3. Penurunan fungsi ginjal yang alamiah

Efek dari peningkatan kekakuan ini sendiri mengakibatkan kenaikan tekanan darah sistolik dan berperan utama pada tingginya prevalensi hipertensi pada kelompok umur tua.

Baca juga: Jangan Pernah Bercanda dengan Hipertensi

Pemeriksaan dan Diagnosis

kenali-hipertensi-pada-lansia-dan-pencegahannya-2.jpg

Sumber Gambar: Antara News

Diagnosis hipertensi usia lansia dibuat ketika hasil bacaan dari pemeriksaan tekanan darah setidaknya 140/80 mmHg pada paling tidak tiga pemeriksaan berbeda hari, minimal terpisah 1 minggu. Ketika diagnosis dibuat, dokter mengidentifikasi kondisi jantung dan pembuluh darah.

Adapun yang dimaksud dengan tes penunjang, meliputi:

  1. Urin
  2. Kreatinin serum, BUN, Cystatin C
  3. Kadar gula darah
  4. Rekaman jantung yang dikenal istilah elektrokardiogram (EKG)
  5. Foto dada atau yang dikenal dengan istilah X-ray dada.

Efek Hipertensi pada Lansia

Efek hipertensi pada stadium awal tidak menyebabkan komplikasi atau gejala. Namun, efek selanjutnya ketika hipertensi berlangsung lama dan berat (hipertensi yang tidak diobati dalam jangka panjang), bisa merusak organ seperti jantung, ginjal, mata, pankreas, atau otak.

Adapun efek yang diberikan akibat jantung terganggu, diantaranya:

  1. Susah bernapas
  2. Pembengkakan kaki
  3. Bangun lebih sering pada malam hari untuk kencing
  4. Terkadang nyeri dada (angina)
  5. Detak nadinya tidak teratur

Organ yang sangat penting fungsinya yaitu ginjal, jika terganggu maka bisa fatal dengan konsekuensi perlu cuci darah atau cangkok. Oleh karena itu, dua organ tersebut (jantung dan ginjal) harus dijaga dari munculnya dampak hipertensi.

Pencegahan Hipertensi pada Lansia

Pencegahan hipertensi terbagi menjadi 2 yang dibedakan berdasarkan jenis hipertensinya. Hipertensi esensial cenderung tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan agar penderitanya dapat hidup sehat dan terhindar dari komplikasi. Pengidap hipertensi primer atau esensial, pencegahannya dapat dilakukan dengan cara:

1. Olahraga teratur

kenali-hipertensi-pada-lansia-dan-pencegahannya-3.jpg

Olahraga teratur diketahui dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi dan komplikasinya hingga 50%. Olaharga teratur bisa dilakukan selama 30 menit sehari atau minimal 5 kali seminggu, seperti jalan santai atau jogging.

2. Atur pola makan yang tepat

kenali-hipertensi-pada-lansia-dan-pencegahannya-4.jpg

Diet rendah garam dan lemak sangat disarankan untuk mencegah hipertensi esensial. Pola makan yang tepat adalah membatasi makanan olahan, seperti makanan siap saji. Konsumsi daging rendah lemak, sayur, buah, dan biji-bijian dianjurkan untuk memenuhi asupan gizi seimbang.

Baca juga: Garam Menjadi Makanan Penyebab Darah Tinggi, Yuk Simak Ulasannya!

3. Hentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol

kenali-hipertensi-pada-lansia-dan-pencegahannya-5.jpg

Konsumsi alkohol berlebihan memiliki risiko besar untuk mengalami komplikasi hipertensi, seperti penyakit jantung. Adapun kebiasaan merokok juga demikian, entah perokok aktif maupun pasif dapat meningkatkan risiko hipertensi. Asapnya dapat membahayakan dinding pembuluh darah.

4. Kelola stres

kenali-hipertensi-pada-lansia-dan-pencegahannya-6.png

Seorang yang stress dapat mudah sekali mengidap hipertensi. Oleh karena itu, kelola stres dapat dilakukan dengan mengikuti kelas yoga, berbagi cerita dengan keluarga dan teman, atau aktivitas lain yang membahagiakan bagi kalangan lansia.

Berbeda dengan hipertensi primer, penderita hipertensi sekunder cara pencegahannya dengan konsumsi obat-obatan hipertensi berdasarkan penyebab yang mendasarinya.  Obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah, seperti obat penghambat beta, diuretik, atau penghambat enzim. 

Obat-obatan ini hanya boleh dikonsumsi sesuai dengan resep dokter dan perlu digunakan sesuai petunjuk penggunaan. Selain itu, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin demi memantau perkembangan kondisi dan keberhasilan pengobatan. 

Usia lansia adalah masa rawan terjadinya hipertensi karena pembuluh darah menjadi lebih kaku akibat proses penuaan. Maka dari itu, rawat tubuh kita sedini mungkin agar terhindar dari penyakit hipertensi. Kesehatan demikian mahal nya bahkan tak tergantikan dengan apapun.

Featured Image Source: The Gulf Today

Source:
Keywords:

Hipertensi pada lansia, penyebab hipertensi, hipertensi lansia, efek hipertensi, hipertensi primer, hipertensi esensial, hipertensi sekunder, pencegahan hipertensi, pemeriksaan hipertensi, diagnosis hipertensi.



Comments

All Comments (0)
No Comments