Artikel

Blog


Apakah Diabetes dan Hipertensi Berhubungan? Begini Faktanya

Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula (glukosa) dalam darah (gula darah puasa 126 mm/dl, gula darah 2 jam pasca puasa 200 mg/dl). Menurut WHO, sekitar 422 juta orang di seluruh dunia tercatat telah menderita diabetes. Bahkan Indonesia urutan ke-5 dengan penderita diabates terbanyak di dunia (Riskesdas, 2021)  Insulin adalah hormon yang berperan dalam memproses glukosa dalam tubuh. Diabetes ditandai dengan berkurangnya insulin, sehingga tubuh tidak dapat memproses gula yang berasal dari makanan. Normalnya kadar gula darah dipertahankan pada tingkat stabil oleh hormon insulin, yang disekresi pankreas. 

Magnesium dan Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut adalah kondisi fungsi ginjal berhenti secara tiba-tiba. Gagal ginjal akut sering terjadi meskipun frekuensinya lebih kecil dibandingkan dengan gagal ginjal kronis. Namun dari segi waktu fatalitas, gagal ginjal akut terjadi dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan gagal ginjal kronis. Hal ini karena memang sifat dari gagal ginjal akut yang mendadak. Gagal ginjal akut adalah masalah pada ginjal yang cukup sering dijumpai. Pada sejumlah orang yang masuk ke rumah sakit, diperkirakan sekitar 5,7% mengalami gagal ginjal akut, dimana 15% kondisi diantaranya akan berkembang menjadi lebih buruk sehingga harus menerima perawatan di ICU. Apa yang menjadi penyebab sampai pencegahan gagal ginjal akut? Apa kaitannya dengan magnesium? Baca terus ulasan berikut.

Preventing Mass Torture of the Kidney

The KIDNEY is an important organ of the body that performs many vital functions. Failure to treat several diseases, such as hypertension, diabetes, heart problems, obesity, kidney stones, or indiscriminate drug consumption will end up in kidney failure or chronic kidney disease (CKD). This is something scary. Even in developed countries such as the United States, 16 percent of the adult population suffers from the disease, with 52 percent of deaths from cardiovascular disease (Foley RN, 2003). By projecting the prevalence rates in the US, it is estimated that more than 24 million Indonesians currently suffer from CKD, which is divided into three categories: mild, moderate, and severe.

Statin Mencegah Contrast Induced Nephropathy

Melanjutkan topik pembahasan mengenai contrast-induced nephropathy (CIN) yang merupakan kerusakan jaringan ginjal yang bersifat akut yang disebabkan oleh masuknya media kontras ke dalam tubuh (pembuluh darah), kali ini kita akan membahas salah satu tindakan pencegahan terjadinya kerusakan tersebut. Sampai detik ini pencegahan kerusakan ginjal akibat penyuntikan kontras masih menjadi tantangan bagi para klinisi khususnya dokter, perawat, dan petugas kesehatan lain. Sudah menjadi dilema karena kontras sangat diperlukan untuk tindakan diagnostik dan intervensi prosedur kardiovaskular dan neuroimaging. Melihat begitu besarnya manfaat penyuntikan kontras tersebut, maka diperlukan tindakan preoperatif yang bisa mencegah atau mengurangi kerusakan ginjal yang terlalu parah yaitu dengan suplementasi obat golongan statin.

More about Salt and Hypertension

The discussion about hypertension or high blood pressure cannot be separated from salt (sodium). In a broader context, it does not mean that salt is not useful. However, when the intake exceeds what the body tolerates, excess salt intake will have counterproductive effects, such as high blood pressure, the heart is working too hard, the blood vessels become inelastic, even stiffer, stroke, chronic kidney failure and many others. In short, salt is a double-edged sword. On the one hand it is beneficial, on the other hand it is harmful. Studies reported that there is a close relationship between hypertension and dietary salt intake. A meta-analysis showed that a continuous modest reduction in salt intake induces a relevant reduction in blood pressure in hypertensive individuals as well as in those who are normotensive (having normal blood pressure 120/80 mmHg).