#tribunnews.com


Hikmah Ramadhan 2024, Puasa Jaga Keseimbangan Metabolisme Tubuh

SURYA.co.id - Puasa Ramadhan bagi umat muslim adalah kewajiban, sebagaimana yang tertulis pada Surat Albaqoroh ayat 183, agar menjadi umat yang bertaqwa. Umat muslim menjalankan kewajiban puasa Ramadhan dan amalan sunah lainnya, ini adalah dimensi fiqih. Akan tetapi, puasa Ramadhan tidak hanya memiliki dimensi fiqih saja. Berpuasa, setidaknya menahan diri tidak makan dan minum dalam jangka waktu tertentu, secara medis bisa membuat keseimbangan metabolisme sehingga akan menyehatkan tubuh. Inilah dimensi medis dari berpuasa. Bagaimana berpuasa bisa menghasilkan manfaat medis, akan tergantung dari banyak hal, seperti kultur dan pola makan yang beragam antar masyarakat dan wilayah geografis yang berbeda. Misalnya, masyarakat di wilayah Asia yang terbiasa mengkonsumsi nasi yang diolah dari beras sebagai makanan pokoknya. Kita mengonsumsi nasi yang dominan mengandung karbohidrat, dan tubuh akan mengolahnya menjadi sumber energi, bahan bakar untuk menjalankan gerak dan aktivitas tubuh sehari hari.

Ketua Badan Kesehatan MUI JATIM Djoko Santoso : Menyambut Berkah Ramadan di Ujung Pandemi

ALHAMDULILLAH, kita memasuki bulan Ramadan yang penuh berkah dengan kondisi yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Dua tahun berturut-turut kita menjalani Ramadan dalam kondisi tertekan karena serangan hebat pandemi Covid-19 sehingga pemerintah memutuskan melarang mudik Lebaran.  Kita pernah mengalami masa mencekam di mana kasus harian melonjak sampai di atas 60 ribu kasus, rumah sakit reguler dan RS Darurat penuh pasien hingga antre di lorong-lorongnya. Dan, tiap jam terdengar raungan mobil ambulans membawa jenazah menuju pemakaman. Namun sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik. Relatif terkendali meskipun belum sepenuhnya bebas pandemi.  Data per 6 April menunjukkan penambahan 2.400 kasus, jumlah yang cukup rendah bila dibandingkan pada Ramadan tahun lalu yang berkisar 5.000 an kasus baru per hari, dan saat Idul Fitri menjadi awal meledaknya serangan gelombang kedua varian Delta yang memakan banyak korban jiwa.

BMW Astra Edukasi Cara Penanganan Dini Bila Terpapar Covid-19

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BMW Astra menggelar edukasi Penanganan Dini Bila Terpapar Covid-19 kepada masyarakat melalui webinar, Senin (5/7/2021). Edukasi ini menghadirkan pembicara Guru Besar Fakultas Kedokteran Unair sekaligus Ketua Badan Kesehatan MUI Jatim Prof. Djoko Santoso, dr., Sp.PD, K-GH, Ph.D., FINASIM. "Yang sehat jangan sekali-kali sembrono dengan masalah ini, karena dampaknya itu luar biasa. Kami menekankan ini bukan hanya problem kesehatan semata, ini juga problem kemanusiaan dan masalah sosial yang sangat rumit," ujar Djoko Santoso.

'Protokol Meja Makan' Puasa era Pandemi

SUNATULLAH atau secara alamiah, tubuh manusia tidak bisa menjalankan fungsinya jika tidak ada asupan makanan. Tubuh manusia membutuhkan asupan nutrisi berupa makanan dan air yang mengandung mineral secara proporsional, agar tetap hidup dengan baik melalui dukungan penuh dari mesin homeostasis (biologi) tubuhnya. Istilah yang tepat adalah makan untuk hidup, dan jangan dibalik, agar mesin homeostasis tubuh tidak gampang menuju homeostenosis (menua). Ada kalanya tubuh sengaja dikosongkan dari asupan nutrisi dalam jangka waktu tertentu, untuk tujuan tertentu. Salah satu bentuk pengosongan nutrisi itu adalah yang disebut puasa. Jika sedang tidak puasa, tubuh membutuhkan sumber bahan bakar untuk menjalankan mesin kehidupan, agar dapat bergerak secara fisik, mental dan emosional. Rasa lapar adalah sinyal bahwa tubuh minta asupan nutrisi, minta makan.