#pandemi covid-19


Buku: Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar dari Pandemi Covid-19

Sejak wabah Covid-19 mulai merambah ke berbagai negara hingga ditetapkan WHO sebagai pandemi yang mengancam keselamatan jiwa masyarakat global, berbagai bahasan dan gagasan terus bermunculan di media massa tentang bagaimana menangani ancaman virus yang berbahaya ini agar tidak makin meluas. Mulai dari membahas karakter dari kondisi masyarakat yang begitu rentan baik secara biologis maupun mental hingga konsep penaganan yang komprehensif. Bahasan konsep perpaduan ketahanan atas dasar biologis hingga pada tingkat mental, sosial dan spiritual pun tak lepas dari sorotan. Bermula dari krisis kesehatan, dampak penyebaran Covid-19 kini telah merambah ke berbagai sendi kehidupan dan menimbulkan dampak yang multi-aspek.

Penanganan Gagal Ginjal Kronis pada Transisi Menuju ke Endemi

PEMERINTAH semakin percaya diri dalam merespons tren menurunnya kasus harian covid-19. Sejak 4 Februari lalu pemerintah memutuskan membuka Bali bagi kedatangan turis asing dengan prosedur karantina. Mulai 7 Maret turis asing boleh masuk ke Bali tanpa karantina. Itulah kebijakan untuk membuka keran ekonomi pariwisata Bali dengan keyakinan bahwa situasinya semakin membaik. Memang kurvanya semakin melandai meskipun belum mencapai level yang aman secara nasional. Pada 14 Maret 2020, kasus harian hanya bertambah 14.900, sudah jauh menurun daripada saat puncak gelombang ketiga pada 16 Februari lalu yang mencapai 64.718 orang.  Penurunan ini dicapai karena gabungan berbagai hal, seperti protokol kesehatan, pembatasan mobilitas sosial, dan tentu saja pencapaian vaksinasi massal. Untuk vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 193.014.314 orang (92,68% dari total target).

Webinar: Meneladani Nabi dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Webinar Seri Ke-16 Literasi Pandemi Spesial Maulid Nabi  “Meneladani Nabi dalam Menghadapi Pandemi Covid-19” Hari : Jum'at, 15 Oktober 2021 Jam : 19.00 WIB  Sambutan Pengantar DiskusiProf. Djoko Santoso, dr. Ph.D, Sp.PD. KGH. FINASIMKetua Badan Kesehatan MUI Jatim Pemateri:1. KH. Maruf Khozin (Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim)2. Prof. Nasronudin, MD., Ph.D., Internist., Infectiologist., FINASIM (Direktur RS. Airlangga) Moderator: Dr. Nur Kholis Majid, M.H.I Link Zoom: https://us02web.zoom.us/j/87812764039?pwd=RmIrMUhzd3B1bDJzL2Z3UkxHNXRwdz09Meeting ID: 878 1276 4039Passcode: MUIJTM Form pendaftaran peserta: https://bit.ly/DaftarWebinarMaulid

Pasien penyakit ginjal kronis di Era Pandemi Covid-19: Ketahuilah Berikut Ini !

Ketahui risiko Anda Sebagian besar orang tidak tahu apa itu penyakit ginjal kronis. Dan baru sadar ketika penyakit tersebut sudah terlanjur berjalan menuju berat. Awalnya seperti kondisi normal pada umumnya dan hanya sebagian kecil diketahui pada cara kebetulan, misal saat general check up atau melamar pekerjaan yang mempersyaratkan sehat dengan menyertakan hasil laboratorium dan atau USG. Kondisi tersebut mirip dengan hipertensi atau kencing manis di mana ini baru diketahui hipertensi kalau dicek tekanan darahnya dan kalau kencing manis dicek gula darahnya. Konsekuensi sifat demikian akan akan menjadikan orang dengan penyakit ginjal dan kondisi medis kronis ikutan lainnya memiliki risiko lebih tinggi untuk penyakit yang lebih parah. Singkatnya, ketahuilah risikonya!

Menyikapi Varian Baru Covid-19

Menghadapi ancaman varian virus yang baru, mau tak mau kita harus mengulang ajakan klise: perbanyak ”tracing” dan ”testing” spesimen, patuhi protokol kesehatan dan pemerintah tegas dalam penegakan tanpa pandang bulu. Setelah satu tahun pandemi Covid-19 kita lalui, titik terang terasa menjauh lagi. Merujuk ke data di Satgas Penanganan Covid-19, tampaknya memang puncak kurva telah kita lalui. Begitupun puncak kurva global sempat melandai drastis. Namun, pelan-pelan kurva itu naik lagi. Data Satgas menunjukkan, puncak kurva tercapai 30 Januari 2021, saat penambahan kasus harian sebanyak 14.518 kasus baru, dan 13 Maret lalu penambahan kasus harian turun drastis menjadi 4.607 kasus baru. Sebagai pembanding, pada saat yang sama, Brasil sedang menyalip India dalam perebutan ranking kedua negara dengan kasus positif terbanyak di dunia. Data Worldometer 19 Maret, peringkat pertama masih tetap dipegang Amerika Serikat dengan 30.357.255 kasus, hampir 10 persen dari penduduk AS yang 332 juta.